Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf,
waṣ-ṣāffāti ṣaffā(n).
demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh,
faz-zājirāti zajrā(n).
demi (rombongan) yang membacakan peringatan,
fat-tāliyāti żikrā(n).
sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa.
inna ilāhakum lawāḥid(un).
Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari.
rabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā wa rabbul-masyāriq(i).
Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia (yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang.
innā zayyannas-samā'ad-dun-yā bizīnatinil-kawākib(i).
Dan (Kami) telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka,
wa ḥifẓam min kulli syaiṭānim mārid(in).
mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru,
lā yassammā‘ūna ilal-mala'il-a‘lā wa yuqżafūna min kulli jānib(in).
untuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal,
duḥūraw wa lahum ‘ażābuw wāṣib(un).
kecuali (setan) yang mencuri (pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala.
illā man khaṭifal-khaṭfata fa'atba‘ahū syihābun ṡāqib(un).
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah), “Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.
fastaftihim ahum asyaddu khalqan am man khalaqnā, innā khalaqnāhum min ṭīnil lāzib(in).
Bahkan engkau (Muhammad) menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan (engkau).
bal ‘ajibta wa yaskharūn(a).
Dan apabila mereka diberi peringatan, mereka tidak mengindahkannya.
wa iżā żukkirū lā yażkurūn(a).
Dan apabila mereka melihat suatu tanda (kebesaran) Allah, mereka memperolok-olokkan.
wa iżā ra'au āyatay yastaskhirūn(a).
Dan mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
wa qālū in hāżā illā siḥrum mubīn(un).
Apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah benar kami akan dibangkitkan (kembali)?
a'iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a'innā lamab‘ūṡūn(a).
dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)?”
awa ābā'unal-awwalūn(a).
Katakanlah (Muhammad), “Ya, dan kamu akan terhina.”
qul na‘am wa antum dākhirūn(a).
Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya.
fa'innamā hiya zajratuw wāḥidatun fa'iżā hum yanẓurūn(a).
Dan mereka berkata, “Alangkah celaka kami! (Kiranya) inilah hari pembalasan itu.”
wa qālū yā wailanā hāżā yaumud-dīn(i).
Inilah hari keputusan yang dahulu kamu dustakan.
hāżā yaumul-faṣlil-lażī kuntum bihī tukażżibūn(a).
(Diperintahkan kepada malaikat), “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah,
uḥsyurul-lażīna ẓalamū wa azwājahum wa mā kānū ya‘budūn(a).
selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.
min dūnillāhi fahdūhum ilā ṣirāṭil-jaḥīm(i).
Tahanlah mereka (di tempat perhentian), sesungguhnya mereka akan ditanya,
waqifūhum innahum mas'ūlūn(a).
”Mengapa kamu tidak tolong-menolong?”
mā lakum lā tanāṣarūn(a).
Bahkan mereka pada hari itu menyerah (kepada keputusan Allah).
bal humul-yauma mustaslimūn(a).
Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling berbantah-bantahan.
wa aqbala ba‘ḍuhum ‘alā ba‘ḍiy yatasā'alūn(a).
Sesungguhnya (pengikut-pengikut) mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka), “Kamulah yang dahulu datang kepada kami dari kanan.”
qālū innakum kuntum ta'tūnanā ‘anil-yamīn(i).
(Pemimpin-pemimpin) mereka menjawab, “(Tidak), bahkan kamulah yang tidak (mau) menjadi orang mukmin,
qālū bal lam takūnū mu'minīn(a).
sedangkan kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamu menjadi kaum yang melampaui batas.
wa mā kāna lanā ‘alaikum min sulṭān(in), bal kuntum qauman ṭāgīn(a).
Maka pantas putusan (azab) Tuhan menimpa kita; pasti kita akan merasakan (azab itu).
fa ḥaqqa ‘alainā qaulu rabbinā, innā lażā'iqūn(a).
Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami sendiri, orang-orang yang sesat.”
fa agwainākum innā kunnā gāwīn(a).
Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama merasakan azab.
fa innahum yauma'iżin fil-‘ażābi musytarikūn(a).
Sungguh, demikianlah Kami memperlakukan terhadap orang-orang yang berbuat dosa.
innā każālika naf‘alu bil-mujrimīn(a).
Sungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka, “La ilaha illallah” (Tidak ada tuhan selain Allah), mereka menyombongkan diri,
innahum kānū iżā qīla lahum lā ilāha illallāhu yastakbirūn(a).
dan mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila?”
wa yaqūlūna a'innā latārikū ālihatinā lisyā‘irim majnūn(in).
Padahal dia (Muhammad) datang dengan membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).
bal jā'a bil-ḥaqqi wa ṣaddaqal-mursalīn(a).
Sungguh, kamu pasti akan merasakan azab yang pedih.
innakum lażā'iqul-‘ażābil-alīm(i).
Dan kamu tidak diberi balasan melainkan terhadap apa yang telah kamu kerjakan,
wa mā tujzauna illā mā kuntum ta‘malūn(a).
tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa),
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn(a).
mereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan,
ulā'ika lahum rizqum ma‘lūm(un).
(yaitu) buah-buahan. Dan mereka orang yang dimuliakan,
fawākihu wa hum mukramūn(a).
di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan,
fī jannātin na‘īm(i).
(mereka duduk) berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
‘alā sururim mutaqābilīn(a).
Kepada mereka diedarkan gelas (yang berisi air) dari mata air (surga),
yuṭāfu ‘alaihim bika'sim mim ma‘īn(in).
(warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
baiḍā'a lażżatil lisy-syāribīn(a).
Tidak ada di dalamnya (unsur) yang memabukkan dan mereka tidak mabuk karenanya.
lā fīhā gauluw wa lā hum ‘anhā yunzafūn(a).
Dan di sisi mereka ada (bidadari-bidadari) yang bermata indah, dan membatasi pandangannya,
wa ‘indahum qāṣirātuṭ-ṭarfi ‘īn(un).
seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik.
ka'annahum baiḍum maknūn(un).
Lalu mereka berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap.
fa'aqbala ba‘ḍuhum ‘alā ba‘ḍiy yatasā'alūn(a).
Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) pernah mempunyai seorang teman,
qāla qā'ilum minhum innī kāna lī qarīn(un).
yang berkata, “Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)?
yaqūlu a'innaka laminal-muṣaddiqīn(a).
Apabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?”
a'iżā mitnā wa kunnā turāban a'innā lamadīnūn(a).
Dia berkata, “Maukah kamu meninjau (temanku itu)?”
qāla hal antum muṭṭali‘ūn(a).
Maka dia meninjaunya, lalu dia melihat (teman)nya itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala.
faṭṭala‘a fa ra'āhu fī sawā'il-jaḥīm(i).
Dia berkata, “Demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku,
qāla tallāhi in kitta laturdīn(i).
dan sekiranya bukan karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka).”
wa lau lā ni‘matu rabbī lakuntu minal-muḥḍarīn(a).
Maka apakah kita tidak akan mati?
afamā naḥnu bimayyitīn(a).
Kecuali kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan diazab (di akhirat ini)?”
illā mautatunal-ūlā wa mā naḥnu bimu‘ażżabīn(a).
Sungguh, ini benar-benar kemenangan yang agung.
inna hāżā lahuwal-fauzul-‘aẓīm(u).
Untuk (kemenangan) serupa ini, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal.
limiṡli hāżā falya‘malil-‘āmilūn(a).
Apakah (makanan surga) itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.
ażālika khairun nuzulan am syajaratuz-zaqqūm(i).
Sungguh, Kami menjadikannya (pohon zaqqum itu) sebagai azab bagi orang-orang zalim.
innā ja‘alnāhā fitnatal liẓ-ẓālimīn(a).
Sungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim,
innahā syajaratun takhruju fī aṣlil-jaḥīm(i).
Mayangnya seperti kepala-kepala setan.
Ṭal‘uhā ka'annahū ru'ūsusy-syayāṭīn(i).
Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu), dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqqum).
fa innahum la'ākilūna minhā fa māli'ūna minhal-buṭūn(a).
Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas.
Ṡumma inna lahum ‘alaihā lasyaubam min ḥamīm(in).
Kemudian pasti tempat kembali mereka ke neraka Jahim.
Ṡumma inna marji‘ahum la'ilal-jaḥīm(i).
Sesungguhnya mereka mendapati nenek moyang mereka dalam keadaan sesat,
innahum alfau ābā'ahum ḍāllīn(a).
lalu mereka tergesa-gesa mengikuti jejak (nenek moyang) mereka.
fahum ‘alā āṡārihim yuhra‘ūn(a).
Dan sungguh, sebelum mereka (Suku Quraisy), telah sesat sebagian besar dari orang-orang yang dahulu,
wa laqad ḍalla qablahum akṡarul-awwalīn(a).
dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul) pemberi peringatan di kalangan mereka.
wa laqad arsalnā fīhim munżirīn(a).
Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu,
fanẓur kaifa kāna ‘āqibatul-munżarīn(a).
kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa).
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn(a).
Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa.
wa laqad nādānā nūḥun falani‘mal-mujībūn(a).
Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar.
wa najjaināhu wa ahlahū minal-karbil-‘aẓīm(i).
Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.
wa ja‘alnā żurriyyatahū humul-bāqīn(a).
Dan Kami abadikan untuk Nuh (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian;
wa taraknā ‘alaihi fil-ākhirīn(a).
”Kesejahteraan (Kami limpahkan) atas Nuh di seluruh alam.”
salāmun ‘alā nūḥin fil-‘ālamīn(a).
Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
innā każālika najzil-muḥsinīn(a).
Sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.
innahū min ‘ibādinal-mu'minīn(a).
Kemudian Kami tenggelamkan yang lain.
Ṡumma agraqnal-ākharīn(a).
Dan sungguh, Ibrahim termasuk golongannya (Nuh).
wa inna min syī‘atihī la'ibrāhīm(a).
(Ingatlah) ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci,
iż jā'a rabbahū biqalbin salīm(in).
(ingatlah) ketika dia berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah itu?
iż qāla li'abīhi wa qaumihī māżā ta‘budūn(a).
Apakah kamu menghendaki kebohongan dengan sesembahan selain Allah itu?
a'ifkan ālihatan dūnallāhi turīdūn(a).
Maka bagaimana anggapanmu terhadap Tuhan seluruh alam?”
famā ẓannukum birabbil-‘ālamīn(a).
Lalu dia memandang sekilas ke bintang-bintang,
fa naẓara naẓratan fin-nujūm(i).
kemudian dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku sakit.”
fa qāla innī saqīm(un).
Lalu mereka berpaling dari dia dan pergi meninggalkannya.
fa tawallau ‘anhu mudbirīn(a).
Kemudian dia (Ibrahim) pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu dia berkata, “Mengapa kamu tidak makan?
farāga ilā ālihatihim faqāla alā ta'kulūn(a).
Mengapa kamu tidak menjawab?”
mā lakum lā tanṭiqūn(a).
Lalu dihadapinya (berhala-berhala) itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya.
farāga ‘alaihim ḍarbam bil-yamīn(i).
Kemudian mereka (kaumnya) datang bergegas kepadanya.
fa aqbalū ilaihi yaziffūn(a).
Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?
qāla ata‘budūna mā tanḥitūn(a).
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.”
wallāhu khalaqakum wa mā ta‘malūn(a).
Mereka berkata, “Buatlah bangunan (perapian) untuknya (membakar Ibrahim); lalu lemparkan dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.”
qālubnū lahū bun-yānan fa'alqūhu fil-jaḥīm(i).
Maka mereka bermaksud memperdayainya dengan (membakar)nya, (namun Allah menyelamatkannya), lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang hina.
fa arādū bihī kaidan faja‘alnāhumul-asfalīn(a).
Dan dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
wa qāla innī żāhibun ilā rabbī sayahdīn(i).
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”
rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn(a).
Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).
fa basysyarnāhu bigulāmin ḥalīm(in).
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
falammā balaga ma‘ahus-sa‘ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif‘al mā tu'mar(u), satajidunī in syā'allāhu minaṣ-ṣābirīn(a).
Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).
falammā aslamā wa tallahū lil-jabīn(i).
Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!
wa nādaināhu ay yā ibrāhīm(u).
sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
qad ṣaddaqtar-ru'yā, innā każālika najzil-muḥsinīn(a).
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
inna hāżā lahuwal-balā'ul-mubīn(u).
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
wa fadaināhu biżibḥin ‘aẓīm(in).
Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
wa taraknā ‘alaihi fil-ākhirīn(a).
”Selamat sejahtera bagi Ibrahim.”
salāmun ‘alā ibrāhīm(a).
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
każālika najzil-muḥsinīn(a).
Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
innahū min ‘ibādinal-mu'minīn(a).
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
wa basysyarnāhu bi'isḥāqa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn(a).
Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.
wa bāraknā ‘alaihi wa ‘alā isḥāq(a), wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīn(un).
Dan sungguh, Kami telah melimpahkan nikmat kepada Musa dan Harun.
wa laqad manannā ‘alā mūsā wa hārūn(a).
Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar,
wa najjaināhumā wa qaumahumā minal-karbil-‘aẓīm(i).
dan Kami tolong mereka, sehingga jadilah mereka orang-orang yang menang.
wa naṣarnāhum fakānū humul-gālibīn(a).
Dan Kami berikan kepada keduanya Kitab yang sangat jelas,
wa ātaināhumal-kitābal-mustabīn(a).
dan Kami tunjukkan keduanya jalan yang lurus.
wa hadaināhumaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm(a).
Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
wa taraknā ‘alaihimā fil-ākhirīn(a).
”Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun.”
salāmun ‘alā mūsā wa hārūn(a).
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
innā każālika najzil-muḥsinīn(a).
Sungguh, keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
innahumā min ‘ibādinal-mu'minīn(a).
Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul.
wa inna ilyāsa laminal-mursalīn(a).
(Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
iż qāla liqaumihī alā tattaqūn(a).
Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-baik pencipta.
atad‘ūna ba‘law wa tażarūna aḥsanal-khāliqīn(a).
(Yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?”
allāha rabbakum wa rabba ābā'ikumul-awwalīn(a).
Tetapi mereka mendustakannya (Ilyas), maka sungguh, mereka akan diseret (ke neraka),
fakażżabūhu fa'innahum lamuḥḍarūn(a).
kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa),
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn(a).
Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.
wa taraknā ‘alaihi fil-ākhirīn(a).
”Selamat sejahtera bagi Ilyas.”
salāmun ‘alā ilyāsīn(a).
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
innā każālika najzil-muḥsinīn(a).
Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
innahū min ‘ibādinal-mu'minīn(a).
Dan sungguh, Lut benar-benar termasuk salah seorang rasul.
wa inna lūṭal laminal-mursalīn(a).
(Ingatlah) ketika Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya semua,
iż najjaināhu wa ahlahū ajma‘īn(a).
kecuali seorang perempuan tua (istrinya) bersama-sama orang yang tinggal (di kota).
illā ‘ajūzan fil-gābirīn(a).
Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain.
Ṡumma dammarnal-ākharīn(a).
Dan sesungguhnya kamu (penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka pada waktu pagi,
wa innakum latamurrūna ‘alaihim muṣbiḥīn(a).
dan pada waktu malam. Maka mengapa kamu tidak mengerti?
wa bil-lail(i), afalā ta‘qilūn(a).
Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang rasul,
wa inna yūnusa laminal-mursalīn(a).
(ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan,
iż abaqa ilal-fulkil-masyḥūn(i).
kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).
fa sāhama fakāna minal-mudḥaḍīn(a).
Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.
faltaqamahul-ḥūtu wa huwa mulīm(un).
Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah,
falau lā annahū kāna minal-musabbiḥīn(a).
niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.
lalabiṡa fī baṭnihī ilā yaumi yub‘aṡūn(a).
Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit.
fa nabażnāhu bil-‘arā'i wa huwa saqīm(un).
Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.
wa ambatnā ‘alaihi syajaratam miy yaqṭīn(in).
Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih,
wa arsalnāhu ilā mi'ati alfin au yazīdūn(a).
sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.
fa'āmanū famatta‘nāhum ilā ḥīn(in).
Maka tanyakanlah (Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah), “Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki?”
fastaftihim alirabbikal-banātu wa lahumul-banūn(a).
atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)?
am khalaqnal-malā'ikata ināṡaw wa hum syāhidūn(a).
Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan,
alā innahum min ifkihim layaqūlūn(a).
”Allah mempunyai anak.” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta,
waladallāh(u), wa innahum lakāżibūn(a).
apakah Dia (Allah) memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki?
aṣṭafal-banāti ‘alal-banīn(a).
Mengapa kamu ini? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?
mā lakum, kaifa taḥkumūn(a).
Maka mengapa kamu tidak memikirkan?
afalā tażakkarūn(a).
Ataukah kamu mempunyai bukti yang jelas?
am lakum sulṭānum mubīn(un).
(Kalau begitu) maka bawalah kitabmu jika kamu orang yang benar.
fa'tū bikitābikum in kuntum ṣādiqīn(a).
Dan mereka mengadakan (hubungan) nasab (keluarga) antara Dia (Allah) dan jin. Dan sungguh, jin telah mengetahui bahwa mereka pasti akan diseret (ke neraka),
wa ja‘alū bainahū wa bainal-jinnati nasabā(n), wa laqad ‘alimatil-jinnatu innahum lamuḥḍarūn(a).
Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
subḥānallāhi ‘ammā yaṣifūn(a).
kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa).
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn(a).
Maka sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah itu,
fa'innakum wa mā ta‘budūn(a).
tidak akan dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
mā antum ‘alaihi bifātinīn(a).
kecuali orang-orang yang akan masuk ke neraka Jahim.
illā man huwa ṣālil-jaḥīm(i).
Dan tidak satu pun di antara kami (malaikat) melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu,
wa mā minnā illā lahū maqāmum ma‘lūm(un).
dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah).
wa innā lanaḥnuṣ-ṣāffūn(a).
Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah).
wa innā lanaḥnul-musabbiḥūn(a).
Dan sesungguhnya mereka (orang kafir Mekah) benar-benar pernah berkata,
wa in kānū layaqūlūn(a).
”Sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu,
lau anna ‘indanā żikram minal-awwalīn(a).
tentu kami akan menjadi hamba Allah yang disucikan (dari dosa).”
lakunnā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn(a).
Tetapi ternyata mereka mengingkarinya (Al-Qur'an); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu).
fa kafarū bih(ī), fasaufa ya‘lamūn(a).
Dan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,
wa laqad sabaqat kalimatunā li‘ibādinal-mursalīn(a).
(yaitu) mereka itu pasti akan mendapat pertolongan.
innahum lahumul-manṣūrūn(a).
Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang.
wa inna jundanā lahumul-gālibūn(a).
Maka berpalinglah engkau (Muhammad) dari mereka sampai waktu tertentu,
fatawalla ‘anhum ḥattā ḥīn(in).
dan perlihatkanlah kepada mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
wa abṣirhum, fa saufa yubṣirūn(a).
Maka apakah mereka meminta agar azab Kami disegerakan?
afabi‘ażābinā yasta‘jilūn(a).
Maka apabila (siksaan) itu turun di halaman mereka, maka sangat buruklah pagi hari bagi orang-orang yang diperingatkan itu.
fa iżā nazala bisāḥatihim fa sā'a ṣabāḥul-munżarīn(a).
Dan berpalinglah engkau dari mereka sampai waktu tertentu.
wa tawalla ‘anhum ḥattā ḥīn(in).
Dan perlihatkanlah, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
wa abṣir, fasaufa yubṣirūn(a).
Mahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang Mahaperkasa dari sifat yang mereka katakan.
subḥāna rabbika rabbil-‘izzati ‘ammā yaṣifūn(a).
Dan selamat sejahtera bagi para rasul.
wa salāmun ‘alal-mursalīn(a).
Dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.
wal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn(a).