Sudahkah sampai kepadamu berita tentang al-Gāsyiyah (hari Kiamat yang menutupi kesadaran manusia dengan kedahsyatannya)?
Hal atāka ḥadīṡul-gāsyiyah(ti).
Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk hina
Wujūhuy yauma'iżin khāsyi‘ah(tun).
(karena) berusaha keras (menghindari azab neraka) lagi kepayahan (karena dibelenggu).
‘Amilatun nāṣibah(tun).
Mereka memasuki api (neraka) yang sangat panas.
Taṣlā nāran ḥāmiyah(tan).
(Mereka) diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas.
Tusqā min ‘ainin āniyah(tin).
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,
Laisa lahum ṭa‘āmun illā min ḍarī‘(in).
yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
Lā yusminu wa lā yugnī min jū‘(in).
Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri,
Wujūhuy yauma'iżin nā‘imah(tun).
merasa puas karena usahanya.
Lisa‘yihā rāḍiyah(tun).
(Mereka) dalam surga yang tinggi.
Fī jannatin ‘āliyah(tin).
Di sana kamu tidak mendengar (perkataan) yang tidak berguna.
Lā tasama‘u fīhā lāgiyah(tan).
Di sana ada mata air yang mengalir.
Fīhā ‘ainun jāriyah(tun).
Di sana ada (pula) dipan-dipan yang ditinggikan,
Fīhā sururum marfū‘ah(tun).
gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya),
Wa akwābum mauḍū‘ah(tun).
bantal-bantal sandaran yang tersusun,
Wa namāriqu maṣfūfah(tun).
dan permadani-permadani yang terhampar.
Wa zarābiyyu mabṡūṡah(tun).
Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?
Afalā yanẓurūna ilal-ibili kaifa khuliqat.
Bagaimana langit ditinggikan?
Wa ilas-samā'i kaifa rufi‘at.
Bagaimana gunung-gunung ditegakkan?
Wa ilal-jibāli kaifa nuṣibat.
Bagaimana pula bumi dihamparkan?
Wa ilal-arḍi kaifa suṭiḥat.
Maka, berilah peringatan karena sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.
Fa żakkir, innamā anta mużakkir(un).
Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.
Lasta ‘alaihim bimusaiṭir(in).
Akan tetapi, orang yang berpaling dan kufur,
Illā man tawallā wa kafar(a).
Allah akan mengazabnya dengan azab yang paling besar.
Fa yu‘ażżibuhullāhul-‘ażābal-akbar(a).
Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali.
Inna ilainā iyābahum.
Kemudian, sesungguhnya Kamilah yang berhak melakukan hisab (perhitungan) atas mereka.
Ṡumma inna ‘alainā ḥisābahum.